Sang Saka Merah Putih Tetap Berkibar Meski di Tengah Keterbatasan

Jakarta – Meski digelar secara terbatas, pelaksanaan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 2020 tetap berlangsung meriah dan berwarna.

Para tamu undangan dan masyarakat yang mengikuti jalannya upacara secara virtual mengenakan busana-busana Nusantara yang menyemarakkan suasana.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana juga tampil dengan busana adat dalam peringatan tahun ini.

Kali ini, Kepala Negara mengenakan busana adat dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan kain tenun Berantai Kaif Nunkolo. Sementara Ibu Negara tampak mengenakan busana nasional.

Motif tenun yang dikenakan Presiden tersebut telah dimodifikasi dari bentuk belah ketupat (motif geometris) dengan batang tengah yang menggambarkan sumber air dan bagian pinggir bergerigi melambangkan wilayah yang berbukit dan berkelok-kelok. Sementara warna merah dalam busana tersebut melambangkan keberanian dengan ikat kepala yang bermakna raja yang melindungi.

Pada upacara Detik-Detik Proklamasi tahun-tahun sebelumnya, Presiden Jokowi memang kerap mengenakan busana adat dari berbagai daerah. Dalam HUT ke-74 Republik Indonesia tahun lalu misalnya, Presiden memilih untuk mengenakan busana adat khas Klungkung asal Bali. Menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan adat budaya yang sangat tinggi, termasuk dalam hal pakaian adat.

“Dulu pernah Aceh, Sumatera Barat, pernah juga Kalimantan Selatan, pernah Sunda, pernah Jawa, Betawi, kemudian ke sana Bali, Sasak, Bugis, pernah semua. Memang kekayaan budaya pakaian adat ini memang ribuan. Jumlahnya ribuan. Nanti sampai ke Maluku, Papua, semuanya nanti semuanya akan kita angkat,” ucap Presiden saat itu.
Sejumlah pejabat yang hadir dan bertugas dalam rangkaian upacara juga tampak mengenakan busana adat yang berbeda-beda.

Seperti Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang mengenakan busana adat Teluk Belangga dari Kepulauan Riau.

Saat menyampaikan pidato kenegaraan di Gedung Nusantara pada 14 Agustus 2020 kemarin, Kepala Negara juga hadir dengan mengenakan busana adat khas Sabu, Nusa Tenggara Timur.

“Dengan mengenakan pakaian adat ini, Presiden Joko Widodo hendak mengajak masyarakat untuk mencintai produk-produk Indonesia yang dikenal kaya akan seni kriya, tenun, serta kebudayaan Nusantara,” ujar Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, kepada Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.

Dalam pelaksanaan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2020, sejarah baru tertoreh. Upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia ini digelar secara virtual.

Upacara fisik di lapangan Istana Presiden, tetap dilaksanakan. Hanya saja peserta yang hadir tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.

Area Istana Merdeka yang biasanya diisi tamu undangan dengan aneka kostum daerah, perwakilan negara sahabat dan rombongan paduan suara aubade yang biasanya diisi siswa-siswi dari berbagai jenjang pendidikan harus absen tahun ini.

Keramaian pun pindah ke ruang Zoom dan kanal YouTube beberapa instansi pemerintah, seperti Sekretariat Presiden dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Sejarah ini tidak sengaja dibuat, namun pandemi Covid-19 memaksa harus seperti ini.

Secara umum, susunan acara upacara berjalan seperti biasa. Namun ada beberapa sesi yang dimodifikasi. Sesi persembahan lagu-lagu nasional, dihadirkan melalui video orkestra yang mempersembahkan aubade ‘Hari Merdeka’ dan ‘Syukur’ secara virtual.
Di ruang Zoom, tampak beberapa peserta mengenakan baju adat dan seragam Pramuka.

Seperti dikutip dari KompasTekno yang turut hadir dalam upacara virtual di Zoom, total ada 15 ruang yang diikuti oleh warga negara Indonesia dari berbagai daerah, termasuk beberapa peserta dari luar negeri.

Beberapa tokoh juga tampak menghadiri upacara secara terpisah di lokasi yang berbeda-beda. Terlihat Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri. Juga Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla yang ditemani sang isteri, Mufidah Jusuf Kalla beserta dua cucunya.

Dalam upacara kali ini, hanya tiga anggota Paskibraka Nasional 2020 yang ditugaskan untuk mengibarkan Sang Merah Putih.

Indrian Puspita Rahmadhani dari Provinsi Aceh terpilih sebagai pembawa bendera Merah Putih. Dua orang lainnya dari tim tersebut yang akan mengibarkan bendera Merah Putih ialah Muhammad Adzan dari Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Adzan bertugas sebagai komandan kelompok sekaligus pembentang bendera. Kemudian I Gusti Agung Bagus Kade Sanggra Wira Adhinata dari Provinsi Bali yang bertugas sebagai pengerek bendera. Sedangkan Kolonel Inf. Muhammad Imam Gogor, A.A. didapuk menjadi Komandan Upacara. Ketiganya sukses mengibarkan Sang Saka Merah Putih di tengah semua keterbatasan ini.

Untuk diketahui, jumlah anggota paskibraka yang betugas dipangkas karena pandemi Covid-19. Delapan orang tersebut diambil dari anggota Paskibraka yang menjadi cadangan pada tahun 2019.

Tiga anggota betugas untuk upacara kenaikan bendera, dan tiga anggota untuk upacara penurunan. Sisanya, dua anggota cadangan.

Tak hanya Paskibraka yang dibatasi di upacara ini, pejabat pun demikian. Hanya Presiden Jokowi, Wapres Ma’ruf Amin, beserta sejumlah kepala lembaga, yakni Ketua MPR, Ketua DPR serta Panglima TNI dan Kapolri yang hadir di Istana.

Walaupun perayaannya terbatas, semoga saja tak membuat negara ini juga terbatas dalam terus membuat rakyatnya merdeka dari segala belenggu kesusahan, apalagi di tengah imbas pandemi Covid-19 ini.

Source:
https://akuratnews.com/walau-terbatas-sang-saka-merah-putih-tetap-tegak-berkibar/

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button