Inggar Saputra Tegaskan Program makan Bergizi Gratis Merupakan Pendidikan karakter Pancasila
beritakin.com Prabowo-Gibran adalah tipe pemimpin dengan kebijakan populis dalam menjalankan pemerintahan Indonesia lima tahun mendatang. Kebijakan populis ini sudah terlihat dalam janji politiknya yang bercermin dalam kondisi realitas bangsa Indonesia hari ini. Sebagian besar program dirancang untuk populer kepada masyarakat yang berfokus kepada peningkatan SDM bangsa Indonesia. Sesuatu yang sebenarnya cukup wajar dalam menarik perhatian masyarakat agar memilihnya dalam kontestasi pemilihan umum presiden-wakil presiden kemarin.
Salah satu program yang cukup populis adalah makan siang bergizi gratis yang ditujukan kepada pelajar di seluruh Indonesia. Target utamanya tentu bagaimana setiap pelajar di sekolah mampu mendapatkan asupan makanan yang bergizi. Hal ini mengacu kepada sebuah realitas maraknya peserta didik yang tidak makan pagi (sarapan) maupun membawa bekal makanan ke sekolah. Bercermin di Brazil, Jepang dan India, program makan siang bergizi gratis sudah berhasil dijalankan dengan baik dan berdampak kepada peningkatan SDM negara tersebut.
Selain peningkatan gizi, program makan siang bergizi gratis mengajarkan penguatan pendidikan karakter yang sesuai dengan nilai dan semangat Pancasila di sekolah. Pertama, peserta didik sebelum dan sesudah makan dididik untuk membaca doa sehingga menghidupkan ruh spiritualitas-keagamaan kepada pelajar di sekolah. Mereka dapat berdoa sesuai ajaran agama masing-masing sehingga membiasakan berkomunikasi dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini membentuk karakter peserta didik yang memiliki kecerdasan spiritual yang diinternalisasikan dalam kehidupan kesehariannya. Spirit ini juga sesuai dengan implementasi dan aktualisasi secara nyata dari Pancasila khususnya sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kedua, menumbuhkan karakter disiplin dan budaya antri di kalangan peserta didik dalam mengambil makanan yang disajikan kepada mereka. Seringkali kita melihat bangsa lain misalnya Jepang yang terbudayakan disiplin dan antri dalam berbagai urusan keseharian masyarakatnya. Konteks makan siang bergizi gratis, penyajian makanan diberikan kepada setiap peserta didik secara bergantian. Di sinilah fungsi guru sangat berperan penting dalam mengajarkan kebiasaan disiplin dan budaya antri sebelum mendapatkan makanan kepada peserta didik. Pelajaran karakter kedisiplinan sejalan dengan praktek nyata sila persatuan Indonesia, sebab manusia yang disiplin cenderung memiliki prinsip hidup yang kuat sehingga tidak mudah digoyahkan dengan pengaruh negatif di sekitarnya/
Ketiga, mendorong lahirnya budaya peduli dan semangat berbagi kepada sesama yang diimplementasikan mengambil makanan secukupnya. Dalam pilot project di beberapa sekolah, umumnya peserta didik mengambil makanan yang diberikan guru maupun petugas makan siang bergizi gratis. Makanan yang disajikan sudah memenuhi standar gizi yang diperlukan peserta didik. Tetapi terbuka kemungkinan ke depan makanan disajikan secara prasmanan, sehingga peserta didik akan diajarkan mengambil makanan secukupnya. Semangat berbagi dan peduli sebagai implementasi prinsip gotong royong sesuai sila empat dalam Pancasila dan semangat keadilan dalam sila kelima Pancasila. Dengan berbagi dan peduli yang diajarkan sejak dini akan mendidik mereka untuk sadar bahwa setiap temannya harus mendapatkan ”bagian” dari makanan yang disajikan.
Terakhir, membiasakan ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan manusia. Salah satu bentuk rasa syukur atas makan siang bergizi gratis adalah menikmati sajian yang ada sebagian ungkapan terima kasih atas pemberian Tuhan Yang Maha Esa. Dalam aspek hubungan sesama manusia, peserta didik diajarkan bagaimana membiasakan terima kasih sebagai bentuk menghormati orang yang memberikan makanan tersebut. Budaya mengucapkan terima kasih akan mendidik mereka dalam kesopanan dan kesantunan dalam keseharian. Sopan santun melalui ucapan terima kasih adalah bentuk pendidikan karakter yang bersumber dari keinginan menciptakan manusia Indonesia yang adil dan beradab sesuai sila kedua Pancasila.
Di era digital, globalisasi dan modernisasi yang semakin mengikis budaya positif bangsa Indonesia, kebijakan makan siang gratis berpotensi dan berdampak baik kepada penguatan karakter bangsa Indonesia. Dalam mencapai Indonesia Emas 2045, pendidikan karakter merupakan bagian strategis agar budaya asli bangsa Indonesia tidak hilang ditelan zaman. Mendidik dan menciptakan karakter bangsa merupakan sebuah perjalanan panjang yang harus dimulai dari sekarang. Sehingga ketika nanti bonus demografi dan Indonesia Emas 2045 hadir di Indonesia, kualitas dan kompetensi setiap anak bangsa Indonesia menguat baik kecerdasan intelektual, spiritual dan emosional.
KIN RI.